My Girlfriend is a Gumiho sudah rolling di layar kaca di Kor-Sel sana, kemarin malam. Dan berikut ini adalah recap-nya untuk memuaskan rasa penasaran sama series yang satu ini. Apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak? That will be all yours to decide. *wink*

Storyline ini bukanlah buatan gw, gw cuman penerjemah. Dan seperti biasa, ringkasan storyline ini dibuat oleh one of KDrama goddesses, javabeans, at dramabeans.com. Let us wish her a cup of cappuccino for this amazing storyline.

*** KARAKTER ***


Cha Dae Woong ( diperankan oleh Lee Seung Gi ) berusia 20 tahun-an dan bermimpi ingin menjadi aktor film, terutama film action. Dae Woong adalah seorang mahasiswa, namun karena impiannya dan didukung dengan cara berpikir yang masih kekanakan, Dae Woong merasa dia harus berhenti kuliah dan segera memulai karirnya. Dae Woong cukup terkenal di kampus, dan Dae Woong benar-benar menikmati popularitasnya. Selain itu didukung dengan latar belakang Dae Woong yang berasal dari keluarga kaya, Dae Woong tidak pernah kekurangan sahabat, walaupun sebagian besar dari mereka adalah tipe teman penjilat.

Kemudian, kita dapati se-ekor-orang gumiho ( mahluk mistis berupa rubah berekor sembilan yang dapat berubah wujud ), yang selanjutnya di beri nama Gu Mi Ho ( diperankan oleh Shin Min Ah). Mi Ho memiliki kepribadian yang cukup unik. Dia seorang yang ramah, tipe yang penasaran dan sangat jujur dalam konteks 4D ( empat-dimensi, yang mengacu kepada karakter yang eksentrik namun imut ).

Eun Hye In ( diperankan oleh Park Su Jin ) adalah senior Dae Woong, juga gadis impian Dae Woong. Hye In adalah tiper orang yang manis dan ramah, namun karakter sebenarnya adalah wanita yang penuh tipu muslihat untuk mendapatkan keinginannya.

Kim Byung Soo ( diperankan oleh Kim Ho Chang ) dan Ban Sun Nyeo ( diperankan oleh Hyo Min ) adalah sahabat dekat dan pengikut Dae Woong. Ayah Sun Nyeo adalah direktur yang menjalankan sekolah akting yang diikuti oleh Dae Woong. Sun Nyeo juga menyimpan perasaan suka pada Dae Woong, dengan cara yang berlebihan. Byung Soo, walaupun terlihat menyukai Sun Nyeo, namun Sun Nyeo tidak menyadari hal ini.


Menjadi yatim piatu sewaktu kanak-kanak, Dae Woong dibesarkan oleh bibi dan kakeknya. Mereka sangat memanjakan Dae Woong. Hasil dari didikan ini adalah karakter Dae Woong yang sedikit sombong dan selalu mengikuti keinginannya sendiri, tapi Dae Woong juga adalah orang yang baik hati dan sangat menarik. Dae Woong selalu terlibat dalam masalah, dan kakek Dae Woong selalu menyelesaikan masalah yang dibuat Dae Woong dengan bantuan rekening bank.

Akhirnya, kita temui Park Dong Joo ( diperankan oleh Noh Min Woo ), seorang pria misterius yang layaknya detektif, mendeteksi keberadaan gumiho.

*** SINOPSIS EPISODE 1 ***


Gu Mi Ho menunggu dengan sabar di luar kampus, terlihat cantik dan sangat gembira, dan ketika Mi Ho melihat Cha Dae Woong dari kejauhan, Mi Ho memanggil Dae Woong dengan sangat antusias. Namun, Dae Woong, berbeda dengan antusiasme Mi Ho, sebaliknya ia berbalik arah, mencoba mengabaikan Mi Ho, sambil berpura-pura bertelepon dan mulai berjalan menjauhi Mi Ho.

Sebagai mahluk supernatural dengan banyak keahlian, termasuk kecepatan. Mi Ho mendatangi Dae Woong dari arah sebaliknya, dan berlawanan dengan penampilan polos dan secerah matahari, Mi Ho menerima alasan Dae Woong yang tidak melihat Mi Ho dari kejauhan. Dengan sepenuh hati, Mi Ho berkata, “Tentu saja aku yakin kalau kau tidak mau mati, kau tidak akan berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Iya kan?” Walaupun mungkin itu bukanlah ancaman serius yang dilontarkan oleh Mi Ho, namun, itu adalah kartu joker yang Mi Ho pegang dalam hubungannya dengan Dae Woong. Dan terlihat jelas, Mi Ho tidak segan-segan menggunakan kartu jokernya ini.


Mi Ho menarik tangan Dae Woong, dan membawanya ke “tempat-penemuan-yang-sangat-khusus”, sementara itu, semua pria di kampus terpukau melihat Mi Ho. Satu ciri utama dari gumiho adalah kecantikannya, namun bukan kecantikan luar yang hanya setipis kulit, gumiho biasanya memiliki aura yang menggoda yang mampu memikat pria. Tentu saja, semua pria ingin menjadi seperti Dae Woong, memiliki pacar yang sangat..sangat cantik. Sayang mereka tidak tahu keadaan yang sebenarnya.

Dengan berbunga-bunga, Mi Ho menunjukkan pada Dae Woong apa yang dia temukan : sebuah restauran yang menyajikan daging sapi segar dan Mi Ho sangat…sangat ingin makan daging tersebut. Ini adalah kegiatan rutinitas dalam hubungan mereka, dan hari ini Dae Woong membuat keputusan – TIDAK! Dae Woong tidak punya uang untuk membeli daging tersebut.

Penolakan Dae Woong membuat Mi Ho membelalakkan mata, kemudian sambil menarik Dae Woong mendekat, Mi Ho berbisik “Baiklah, kalau begitu, aku akan memakan dagingmu.” Bisikan Mi Ho membuat Dae Woong sangat ketakutan. Lalu Mi Ho mulai bernyanyi lagu singkat, sambil bertanya “Rubah, rubah, ada apa? Aku sedang makan nasi. Makan nasi dengan apa? Dengan Dae Woong sebagai lauknya!”

Kemudian Mi Ho bertanya, “Apakah Dae Woong mati? Atau hidup?” Dae Woong menelan ludah karena ketakutan. Mi Ho kemudian berteriak, “Dae Woong hidup,” dan berlari memasuki restauran dan memesan daging sapi yang dia inginkan.

Jadi, bagaimana Dae Woong bisa terlibat dengan Mi Ho? Kita kembali ke masa lalu.


Dae Woong sedang merekam sebuah video di sekolah aktingnya dengan bantuan Sun Nyeo dan sahabatnya yang lain. Kebalikan dari sikap penakutnya di awal episode, disini, Dae Woong memancarkan energi maskulin seorang pria, saat Dae Woong menukik ke tengah-tengah gym dengan bantuan tali dan dengan gagah mengayunkan pedang. Dae Woong merekam video ini dengan tujuan menguploadnya di Internet dan berharap ini adalah langkah awal kesuksesannya. Untuk itu, Dae Woong perlu terlihat keren.

Seluruh sahabatnya menyimak setiap kata-kata Dae Woong, dan terlihat jelas Dae Woong menikmati perannya sebagai pemimpin. Saat Dae Woong mentraktir membelikan semua sahabatnya es krim, kebiasaan anak borju yang dimiliki Dae Woong. Kemudian, dengan pongahnya, Dae Woong memaparkan sebuah peran di film yang hampir Dae Woong menangkan.

Kemudian, Dae Woong membawa sahabat karibnya, Sun Nyeo dan Byung Soo ke salon kakeknya dan menjanjikan mereka keriting gratis, sekalian Dae Woong ingin merapikan rambutnya untuk audisi berikutnya. Malang, manajer salon menelopen kakek Dae Woong, dan mengeluhkan sikap Dae Woong yang menyalahgunakan statusnya sebagai cucu pemilik salon…lagi. Dae Woong kemudian berpura-pura dia akan membayar kali ini. Kemudian, Dae Woong melarikan diri.

Dae Woong kabur dengan naik motor barunya yang keren, dibayar dengan uang kuliah yang diberikan oleh kakeknya. Dae Woong berpikir aktor tidak membutuhkan pendidikan. Namun, ditengah jalan Dae Woong diberhentikan oleh polisi, karena kakeknya melaporkan pencurian motor, Dae Woong pun digiring ke penjara. Dae Woong sendiri khawatir kalau rambutnya belum diperbaiki, nanti rambutnya akan terlalu keriting.

Bibi Dae Woong, Min Sook, memberikan jaminan dan berpihak kepada Dae Woong, dan membujuk kakek Dae Woong. Sementara itu, Kakek Dae Woong ingin memperbaiki karakter Dae Woong, dan memutuskan untuk mengirim Dae Woong ke akademi yang kejam. Kakek Dae Woong memerintahkan Dae Woong untuk mendaftar ke sekolah tersebut.


Dae Woong protes secara gila-gilaan – bagaimana dengan audisinya? Kakek tidak mau dengar dan berkata sampai Dae Woong menjadi orang yang dewasa, Dae Woong akan dikenakan hukuman rumah. Rupanya kali ini Kakek sangat serius, ia bahkan tidak mengizinkan Dae Woong permisi ke kamar kecil.

Tidak mungkin, pikir Dae Woong. Dae Woong kemudian menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan bahwa dia tidak akan kabur. Dan itu akan memberi Dae Woong sedikit waktu untuk kabur saat mereka berhenti di sebuah stasiun peristirahatan. Dae Woong bersembunyi di kotak sampah kosong. Jadi saat Kakek mencarinya ke toilet, Kakek pun berasumsi Dae Woong kabur lewat jendela.

Kakek pun berteriak frustrasi, dan Dae Woong mengendap-endap ke balik truk pengiriman barang. Misi kabur pun komplit.


Sekarang untuk legenda asal muasal Gumiho, diceritakan oleh seorang biksu bagi pengunjung kuil, saat dia membuka sebuah gulungan kertas, dengan lukisan seorang wanita tua dan seekor rubah. Lukisan ini adalah asal muasal cerita Gumiho yang ingin menjadi manusia.

Gambar rubah pun berubah menjadi manusia, dan Mi Ho menjadi hidup dalam lukisan, meluncur turun ke bumi dalam bentuk manusia untuk hidup ditengah-tengah mereka. Namun, kecantikannya yang tidak manusiawi, membuat setiap pria yang memandangnya berlutut di kaki Mi Ho, terkesiap dalam kekaguman. Kemana saja Mi Ho pergi, hal ini selalu terjadi.

Para pria itu menjadi tergila-gila terhadap Mi Ho, dan ini menimbulkan masalah. Terutama kaum wanita yang merasa disaingi Mi Ho. Mereka percaya bahwa daya pikat si gumiho pastilah terletak di sembilan ekornya. Para wanita ini pun berdoa kepada Dewi kelahiran ( nenek dalam lukisan ) untuk menyingkirkan ekornya.

Dewi kelahiran berada dalam dilema, dia percaya bahwa solusi untuk masalah ini adalah menemukan seorang suami untuk sang gumiho. Seorang pria pun terpilih, tanggal ditetapkan, dan sang gumiho sangat bahagia menanti hari pernikahannya.

Namun, tidak ada seorang wanita pun yang merelakan seorang pria untuk jatuh ketangan gumiho, dan mereka pun menyebarkan fitnah bahwa gumiho adalah pemakan organ liver pria untuk dapat menjadi manusia. Seperti biasa, hal ini menakutkan bagi semua orang, dan di hari pernikahannya, sang gumiho pun dicampakkan.

Kemudian, Dewi kelahiran pun memotong ekor gumiho dan mengurungnya dalam gulungan lukisan selamanya, dimana gumiho tersebut sampai saat ini tinggal dan tidak berekor.

Setelah menumpang truk pengiriman barang, Dae Woong diturunkan di pinggir jalan, di daerah pegunungan. Hari sudah gelap dan hujan mulai turun. Dae Woong menghentikan sebuah mobil. Supirnya adalah sang biksu, yang membawanya ke kuil dan mengizinkan Dae Woong untuk menginap satu malam.

Dae Woong meminjam handphone si biksu untuk menelepon bibinya dan mencoba menebak-nebak nomor handphone bibinya. Sayangnya sinyal di daerah pegunungan agak lemah, sehingga Dae Woong harus mencari daerah yang lebih tinggi untuk mendapatkan sinyal yang lebih kuat.

Akhirnya Dae Woong pun tidak sengaja sampai di kuil terpencil yang menyimpan gulungan lukisan sang gumiho. Akhirnya, Dae Woong bisa mendapatkan sinyal tepat diluar kuil dan mencoba beberapa kali menelepon bibinya. Ternyata nomor yang Dae Woong tuju adalah nomor yang salah, namun penelepon terakhir menyuruhnya untuk tidak menutup telepon, dan akhirnya Dae Woong pun menunggu.


Dae Woong pun mendengar suara kritikan wanita. Suara itu adalah suara Mi Ho. Sambil ketakutan, Dae Woong menatap handphone ditangannya. Handphonenya mati, namun ada suara terdengar dari handphone tersebut. Apa yang terjadi?

Dae Woong mulai menjauh, namun suara di handphone itu memperingatinya, jika Dae Woong kabur, wanita di telepon itu akan sangat, sangat marah. Wanita ditelepon itu punya tugas yang harus Dae Woong lakukan. ( Mi Ho tetap tidak terlihat bagi Dae Woong, dan berbicara secara mentalis kepada Dae Woong via handphone tersebut, itu sebabnya Dae Woong tidak dapat menandai asal suara tersebut )

Mi Ho mengarahkan Dae Woong ke gulungan lukisan, dan menyuruhnya menggambarkan sembilan ekor pada rubah di lukisan tersebut. Dae Woong menolak, namun, Mi Ho menyuruhnya untuk cepat melakukannya. Dae Woong pun mulai menggambar. Saat itu, alam pun mulai merasakan gangguan, petir terdengar dan anjing menggonggong. Sang biksu pun menyadari ada keanehan dan dengan segera menuju ke kuil gumiho.

Saat Dae Woong selesai menggambar, Mi Ho akhirnya bebas, dan si “bocah” pun protes. Badai membuat Dae Woong ketakutan dan kabur, hanya untuk jatuh dari tebing berbatu. Dae Woong mendarat dengan keras dan tidak sadarkan diri.

Mi Ho menemukan Dae Woong dan memperhatikannya dengan rasa penasaran. Karena Dae Woong tidak terbangun, jadi Mi Ho memutuskan untuk menolong. Biar bagaimanapun, Dae Woong sudah membantu untuk membebaskannya, jadi sekarang sudah waktunya giliran Mi Ho membalas perbuatan Dae Woong. Mi Ho pun mendekati wajah Dae Woong dan menghembuskan energi mistis, yang disebut “titisan-rubah.” Saat Mi Ho melakukan ini, kesembilan ekornya bercahaya dibawah sinar rembulan.

Pagi hari pun tiba, Dae Woong terbangun dari posisi tidur yang sangat aneh – tergantung di dahan pohon yang tinggi – dan ia hanya ingat sampai bagian ia terjatuh dari tebing. Ketika Mi Ho mendekatinya, Dae Woong tidak mengenalinya, bahkan saat Mi Ho mengatakan mereka bertemu kemarin malam.

Saat Dae Woong penasaran bagaimana dia bisa berada di cabang pohon, Mi Ho mengatakan dengan ekspresi yang jujur yang mengagumkan, “Seekor babi hutan ingin memakanmu, jadi aku terpaksa menaruhmu disana supaya tidak dimakan.”

Namun, beberapa kata kunci memicu ingatan Dae Woong, dan Dae Woong pun menyadari bahwa gadis di hadapannya adalah gadis yang berbicara dengannya di handphone. Dae Woong ketakutan, berpikir bahwa mungkin gadis itu adalah hantu, lalu Dae Woong menyentuh pipi Mi Ho, meyakinkan bahwa Mi Ho adalah manusia. Mendengar penyataan Dae Woong, Mi Ho merasa senang, karena itu adalah pujian bagi Mi Ho, dan bertanya “Apakah aku benar-benar seperti manusia?”

Dae Woong pun marah, karena merasa dikerjai oleh Mi Ho malam sebelumnya. Dae Woong pun memimpin Mi Ho dalam perjalanan kembali ke kuil untuk mengaku perihal gulungan lukisan, yang dipikir Dae Woong hanyalah tindakan pengrusakan yang remeh.

Mi Ho menceritakan kejadian yang sebenarnya, namun ceritanya terlalu fantastis bagi Dae Woong, sampai Dae Woong mengira itu adalah cerita biasa. Sebagai contoh, Mi Ho komplain bahwa dia tidak menyukai kuil itu, Mi Ho dikurung oleh seorang wanita tua dan Mi Ho merasa bosan. Bagi Dae Woong, itu cerita lama, karena Mi Ho adalah seorang pembuat onar, sama seperti dirinya. Dae Woong pun hendak dikurung oleh kakeknya bukan?

Dae Woong bertanya sudah berapa lama Mi Ho terkurung, dan Mi Ho menjawab “Lima ratus tahun.” Dae Woong pun berhenti, dan bertanya lebih detail kepada Mi Ho yang dijawab Mi Ho dengan lugas. Roh nenek tua adalah cerita rakyat yang terkenal dan Mi Ho memperkenalkan dirinya adalah gumiho, Dae Woong menduga Mi Ho senang membolak-balikkan cerita atau Mi Ho sebenarnya gila.

Mi Ho menjelaskan bahwa Mi Ho sudah membalas kebaikan Dae Woong. Alasan mengapa Dae Woong tidak merasa kesakitan adalah karena Mi Ho memberikan titisan-rubah-nya, yang ada di dada Dae Woong. Mi Ho memasukkan tangannya kedalam kaus Dae Woong, namun Dae Woong mendorong Mi Ho menjauh, merasa yakin bahwa Mi Ho adalah seorang gadis gila. Dae Woong berkata, kalau Mi Ho adalah gumiho, maka harusnya Mi Ho memiliki sembilan ekor, Mi Ho menjawab, ekornya hanya terlihat dibawah sinar rembulan.

Cukup bagi Dae Woong mendengar celotehan Mi Ho. Dae Woong pun menyuruh Mi Ho pergi ke arah yang berlawanan dan mulai berjalan menjauh. Cuman… ingat babi hutan yang disebutkan Mi Ho. Babi tersebut datang lagi.

Walaupun Dae Woong ingin menyingkirkan si gadis gila ini, namun dia tidak bisa meninggalkan Mi Ho dalam belas kasihan sang babi. Dae Woong pun kembali untuk menyelamatkan Mi Ho. Mi Ho sebenarnya tidak takut sedikit pun, namun Dae Woong dengan paniknya menarik tangan Mi Ho dan mulai berlari.

Sementara itu, si pria misterius Dong Joo, pemburu gumiho, muncul di kuil. Dong Joo merasakan ada keanehan dan memeriksa kuil, bergumam bahwa dia sudah melakukan segalanya untuk memastikan si gumiho tetap terkurung.

Di kota terdekat, Dae Woong berpisah dari Mi Ho, dan menjual sebuah kalung untuk mendapatkan uang tunai. Dae Woong berpikir bahwa jika kakeknya sudah membayar uang kuliahnya, dia selamat untuk pulang kerumah. ( Sementara itu, dirumah, sang Kakek sudah membayar uang kuliahnya dan bertanya-tanya, apakah kali ini dia “kalah” lagi dari Dae Woong. )

Dae Woong menelepon ke kampus dan mendapat konfirmasi bahwa uang kuliahnya sudah dibayar, yang berarti Dae Woong dapat kembali ke Seoul dengan tenang. Mi Ho pun memasang pendengarannya yang tajam dan mendengar detil percakapan telepon Dae Woong dan memutuskan untuk mengikuti Dae Woong.

Dae Woong berasumsi bahwa dia bisa meninggalkan Mi Ho begitu saja, karena Mi Ho tidak mengetahui apapun tentang dirinya. Namun saat Mi Ho memanggil nama Dae Woong, Dae Woong pun terkejut. Mi Ho pun membeberkan detil informasi Dae Woong, dan meminta minta dibelikan makan siang. Dae Woong menghela napas. Terpaksa dia “terperangkap” bersama si gadis gila lebih lama.

Dae Woong membawa Mi Ho ke restauran yang menjual daging panggang. Mi Ho sangat senang mendengarnya, ini adalah santapan pertama daging yang Mi Ho cicipi dalam kurun waktu 500 tahun. Mi Ho hampir saja menggigit sekerat daging mentah, namun ia berusaha mengendalikan dirinya – Mi Ho sudah bekerja keras untuk tampil sebagai manusia, dan makan daging mentah bukanlah perilaku manusia.

Menanggapi cerita Mi Ho yang meyakini bahwa ia adalah gumiho, Dae Woong sendiri mengeluhkan kakeknya yang selalu menyuruhnya menjadi manusia ( “Be a man” ). Ini adalah persamaan yang mereka miliki. Dae Woong bertanya perihal keluarga Mi Ho, Mi Ho menceritakan ia sebatang kara. Rasa simpati tiba-tiba muncul dalam diri Dae Woong melihat Mi Ho.

Dae Woong permisi ke kamar mandi, namun sebenarnya ingin kabur, karena merasa ia sudah membayari makan siang Mi Ho. Saat Dae Woong tidak kembali, Mi Ho pun bergegas mencarinya – dan terheran-heran melihat “kursi” di kamar mandi. Mi Ho membuka kursi porselain itu, terheran akan keindahannya dan memutuskan bahwa itu adalah sebuah sumur, dan kebetulan Mi Ho sedang haus.


Dong Joo yang sedang dalam pengejaran gumiho, mendatangi restauran tersebut, dan mengetahui bahwa sang gumiho memang berada di restauran tersebut bersama seorang pria muda – yang deskripsinya mirip dengan pria yang tinggal menginap di kuil semalam – dan Dong Joo menebak bahwa mereka bersama-sama. Setelah Dong Joo memperbaiki handphone si biksu, dia bisa melihat siapa yang dihubungi pria tersebut dan melacak keberadaannya.

Tanpa disadari Dong Joo, tidak jauh darinya, sang gumiho sedang menikmati minuman soda pertamanya.


Kemudian kita disuguhkan dengan satu scene yang lucu dan melibatkan bibi Dae Woong, Min Sook. Min Sook sedang berada di lift yang kosong, kemudian dia kentut. Tapi dia merasa panik, karena “aroma”-nya bertahan lebih lama dari yang ia pikir. Dan pintu lift terbuka, seorang pria masuk kedalam lift.

Pria itu berpura-pura tidak terpengaruh oleh aroma tersebut, sampai dua orang wanita masuk kedalam lift dan menggerutu. Akhirnya, dengan sopan, pria itu pun “mengakui” kesalahannya. Min Sook sangat terkesan dan menganggukkan kepala sebagai ucapan rasa terima kasih. Sebaliknya, sang pria itu merasa bahwa Min Sook cukup cantik dan imut.


Dae Woong sangat bersemangat menaiki bis kembali ke Seoul, hanya untuk diikuti oleh Mi Ho. Dae Woong mengira, Mi Ho menguntitnya, tidak percaya penjelasan Mi Ho, bahwa Mi Ho mengikuti “bau” Dae Woong. Mi Ho mendeklarasikan, “Aku suka padamu. Aku akan mengikutimu.”

Dae Woong merasa kesal dan menuduhnya sebagai penguntit yang menakutkan, jenis orang yang biasa dihadapi Dae Woong, karena orang-orang seringkali bergantung kepadanya karena uangnya. Dae Woong mencibir cerita Mi Ho dan menghina penjelasan Mi Ho tentang asal-usulnya sebagai gumiho. Kata-kata Dae Woong menyakiti hati Mi Ho.

Kemudian Dae Woong berbalik pergi, dengan nada amarah, Mi Ho bersumpah akan membuat Dae Woong percaya bahwa Mi Ho adalah gumiho, dan “Saat itu, kau akan mati.”

Ancaman Mi Ho membuat Dae Woong gusar. Dae Woong menaiki sebuah bis untuk kembali ke Seoul, namun ia merasa ketakutan dan membayangkan Mi Ho sedang memata-matainya dari segala sudut.


Kemudian, Dae Woong bertemu dengan Sun Nyeo dan Byung Soo. Keduanya memberikan kunci sekolah kepada Dae Woong, agar ia bisa menginap semalam di kampus.

Barulah kemudian Dae Woong merasakan kesakitan di punggung-nya. Sebelumnya, Dae Woong tidak merasakannya, dan ia baru teringat penjelasan Mi Ho tentang titisan-rubah.

Dae Woong mulai menceritakan pengalaman anehnya kepada Byung Soo, bahwa ia bertemu dengan gadis aneh yang menganggap dirinya adalah gumiho, lalu Dae Woong teringat, ia berjanji pada Mi Ho untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun. Byung Soo, sambil bercanda memperingati Dae Woong, bahwa jika ia berjanjji pada gumiho, Dae Woong harus menepatinya atau mati.

Dae Woong bermain basket untuk mencoba merasa tenang. Namun, saat sebuah bola bergulir menjauh dan mendekat, Dae Woong meyakinkan dirinya bahwa bola itu terpantul ke dinding, dan kemudian…banyak bola yang menggelinding ke arahnya.


Mi Ho pun melangkah dari kegelapan, ke arah pancaran sinar rembulan, dan sewaktu Mi Ho menghadap Dae Woong, ada sembilan ekor mistis yang muncul dari belakang Mi Ho.

Dae Woong terkejut. Mi Ho pun memberitahunya, “Aku adalah gumiho. Kembalikan padaku, ‘titisan-rubah’-ku.”

Mi Ho pun melangkah maju mendekati Dae Woong untuk mengambil titisan-rubah-nya.

*** bersambung ***


full credit : koreanindo.wordpress.com


0 komentar to "Sinopsis My Girlfriend is a Gumiho Episode 1"

Posting Komentar

Kursor

Guest Book


Mw Guest Book yg Seperti ini..??
Klik di Membuat Show Hide floating Guest Book